Wilujeng Sumping Bapak Menteri Perindustrian RI

GOVERNMENT

5/27/20251 min read

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya dalam mengembangkan industri bambu secara menyeluruh, mulai dari tahap awal budidaya hingga ke proses hilirisasi produk. Upaya ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk membangun sektor industri yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam kunjungan kerjanya ke kawasan Kabuyutan Bambu Muara Beres di Cibinong, Bogor, Senin (26/5/2025), menyatakan bahwa bambu memiliki potensi besar sebagai komoditas unggulan. “Bambu bukan hanya sekadar bahan alam yang mudah tumbuh, tapi juga menyimpan nilai filosofis dan memiliki daya saing yang tinggi bila dikelola dengan baik,” ungkapnya dalam pernyataan resmi.

Menurut Agus, pengembangan industri bambu mencakup berbagai sektor, mulai dari kerajinan tangan, mebel, konstruksi, hingga bioindustri. Untuk mendukung hal ini, Kemenperin telah meluncurkan sejumlah inisiatif strategis, seperti penyediaan fasilitas desain produk, bantuan peralatan bagi pelaku industri kecil dan menengah (IKM), serta pelatihan tenaga kerja melalui program Bamboo Academy.

“Bamboo Academy kami dorong sebagai wadah pengembangan SDM unggul yang mampu memperkuat ekosistem industri bambu nasional,” kata Agus. Ia berharap akademi ini bisa menjadi penggerak utama dalam membangun rantai industri bambu yang berkelanjutan dan berdampak positif terhadap perekonomian.

Namun demikian, Agus mengakui bahwa pengembangan sektor ini juga menghadapi sejumlah kendala, seperti keterbatasan bahan baku berkualitas dan belum optimalnya standar produk. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi serta kolaborasi antara pemerintah, komunitas bambu, lembaga penelitian, dan pelaku usaha agar tantangan tersebut bisa diatasi.

Indonesia sendiri memiliki kekayaan bambu yang melimpah, dengan 162 jenis yang telah teridentifikasi dan 124 di antaranya merupakan spesies endemik. Secara global, Indonesia menempati posisi keenam dengan luas hutan bambu mencapai 1,85 juta hektare. Potensi ini menjadi kekuatan ekologis dan ekonomi yang sangat strategis untuk dikembangkan.

“Kunjungan ke Muara Beres ini menjadi simbol sinergi antara pemerintah dan berbagai pihak dalam memajukan industri bambu. Kita perlu memastikan potensi besar ini benar-benar bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan,” tutup Agus.