Indonesia: Pusat Bambu Dunia Menurut Hashim Djojohadikusumo
Deskripsi postingan blog
NASIONAL
Utusan Presiden Bidang Energi, Iklim, dan Lingkungan Hidup, Hashim S. Djojohadikusumo, sangat mendukung gerakan penanaman bambu di berbagai daerah. Ia bahkan berharap Indonesia dapat menjadi Pusat Pelatihan dan Pelestarian Bambu Dunia di masa depan. Menurutnya, ini penting karena Indonesia memiliki keragaman jenis bambu dengan kualitas terbaik di dunia.
Dukungan untuk Gerakan Menanam Bambu
Hashim menegaskan bahwa siapa pun yang berinisiatif menanam bambu, baik itu pejabat pemerintah seperti kepala daerah dan menteri terkait, maupun masyarakat umum, harus didukung sepenuhnya. Dukungan ini ia sampaikan setelah bertemu dengan beberapa tokoh dan pakar bambu, termasuk Aki Jatnika Nanggamihardja, Ketua Yayasan Bambu Indonesia.
Manfaat Ekologis dan Ekonomis Bambu
Hashim berpendapat bahwa manfaat bambu, baik secara ekologis maupun ekonomis, kini tidak hanya menjadi kebutuhan domestik Indonesia, tetapi juga kebutuhan global. Ia menekankan bahwa semangat menanam bambu harus dimaknai sebagai bentuk kesadaran tinggi dalam menjaga lingkungan hidup.
"Ini sangat penting, karena masalah iklim dan lingkungan hidup itu sudah menjadi isu besar dunia," kata Hashim. Ia menyoroti kekhawatiran global terhadap krisis iklim, berkurangnya oksigen, dan peningkatan panas bumi. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak, mulai dari kementerian hingga pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, untuk bersama-sama menjaga lingkungan yang lebih sehat, salah satunya dengan menanam bambu yang merupakan penghasil oksigen besar.
Selain itu, dari segi lingkungan hidup, bambu juga dikenal memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi, yang penting untuk mengatasi masalah banjir dan tanah longsor.
Pengembangan Hulu dan Hilir Industri Bambu
Untuk mencapai tujuan tersebut, Hashim menekankan pentingnya mulai memikirkan cara budidaya bambu (hulu) dan bagaimana memanfaatkannya tidak hanya untuk kepentingan ekologis tetapi juga ekonomis (hilir). Salah satunya adalah melalui berbagai bentuk pelatihan, mulai dari cara menanam hingga pengembangan industri bambu. "Dan kedepan, saya ingin Indonesia menjadi pusat pelatihan dan pelestarian bambu dunia," tegasnya.
Tantangan dan Peluang Industri Bambu
Hashim mengakui bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dari Tiongkok dalam hal teknologi industri bambu. Di Tiongkok, bambu bisa diolah menjadi arang, sepatu, kain, dan produk herbal kesehatan bernilai tinggi.
Namun, menurut Hashim, ini adalah tantangan sekaligus peluang besar bagi Indonesia. Mengutip data dari Bamboo Global Market Report 2024, pasar bambu global menunjukkan peningkatan pesat dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, India, Jerman, bahkan Tiongkok sendiri, kini tertarik untuk berinvestasi bambu di Indonesia. Hal ini karena bambu Indonesia yang khas dengan pertumbuhan berumpunnya dinilai memiliki kualitas terbaik.
"Harusnya ini menjadi peluang besar secara ekonomi," ungkap Hashim. Ia juga mengingatkan bahwa sejarah panjang bangsa Indonesia tidak lepas dari bambu. "Dari namanya saja, orang Inggris menyebutnya bamboo. Ini artinya, bambu itu memang milik kita dan harta karun kita," pungkasnya.
